carimobilindonesia.com Menjelang pergantian tahun, pusat penjualan mobil bekas WTC Mangga Dua di Jakarta Utara biasanya mulai dipenuhi calon pembeli. Namun pemandangannya kini berbeda jauh. Alih-alih ramai oleh pengunjung, area tersebut justru terlihat sepi. Kesibukan hanya tampak dari para penjual yang merapikan stok atau menawarkan paket kredit, sementara jumlah pengunjung yang berkeliling maupun bertanya soal harga dan tipe mobil bisa dihitung dengan jari.
Kondisi ini terasa janggal bagi para pedagang yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari bisnis mobil bekas. Biasanya menjelang akhir tahun, permintaan meningkat karena banyak pembeli memanfaatkan bonus tahunan atau momen pergantian tahun untuk mengganti kendaraan. Namun kali ini, tren tersebut tidak terlihat sama sekali.
Penjual Kesulitan Membaca Tren Permintaan
Salah satu pedagang yang ditemui mengaku kondisi pasar mobil bekas tahun ini benar-benar di luar perkiraan. Ia menyebut bahwa pola permintaan yang biasanya dapat diprediksi, kini sulit terbaca. Biasanya menjelang akhir tahun, jumlah pengunjung meningkat, namun tahun ini kondisinya justru stagnan.
Menurutnya, sulit menentukan kapan penjualan akan kembali meningkat karena perilaku konsumen berubah drastis. Bahkan beberapa pedagang menyebut kondisi saat ini sebagai salah satu periode paling berat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu ungkapan yang muncul dari pedagang adalah mereka “nangis darah” karena penjualan bergerak sangat lambat.
Daya Beli Masyarakat Masih Lemah
Salah satu faktor utama yang membuat pasar mobil bekas lesu adalah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Banyak orang masih menahan belanja besar, termasuk pembelian mobil. Situasi ekonomi yang belum stabil membuat konsumen berpikir dua kali sebelum membeli kendaraan, terutama secara kredit.
Di sisi lain, kebutuhan sehari-hari yang meningkat membuat masyarakat semakin selektif dalam mengalokasikan anggaran. Mobil bekas yang dulunya menjadi pilihan alternatif karena harga lebih terjangkau, kini kalah menarik karena alasan tertentu, terutama jika dibandingkan dengan hadirnya mobil baru yang semakin murah.
Serbuan Mobil Listrik China Mengubah Peta Persaingan
Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah masuknya mobil listrik asal China dengan harga yang agresif. Produsen seperti Wuling, BYD, Chery, hingga DFSK terus menghadirkan model-model baru yang semakin terjangkau. Bahkan beberapa model listrik sudah berada di kisaran harga mobil bekas yang berumur 3–5 tahun.
Persaingan harga inilah yang membuat konsumen beralih. Dengan sedikit perbedaan harga, banyak calon pembeli memilih mobil listrik baru yang menawarkan teknologi lebih mutakhir, garansi panjang, serta biaya perawatan yang lebih rendah dibanding mobil bensin konvensional.
Tidak sedikit pedagang yang mengakui bahwa mobil listrik China ini membuat pasar mobil bekas terguncang. Apalagi, promosi besar-besaran dan kemudahan kredit membuat banyak konsumen berpaling dari mobil bekas.
Pedagang Akui Tahun Ini Termasuk yang Paling Berat
Para pedagang mobil bekas di Mangga Dua menilai bahwa kondisi tahun ini harus dihadapi dengan strategi berbeda. Beberapa dari mereka bahkan mulai mengurangi stok karena khawatir mobil tidak laku dan nilai penyusutannya semakin besar. Menurut beberapa pedagang, situasi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di sejumlah kota besar lain.
Ada juga pedagang yang mengaku omzetnya turun hingga di bawah 50 persen dari kondisi normal. Sebagian memilih bertahan dengan menjual unit-unit yang sangat diminati pasar saja, seperti LCGC dan MPV keluarga yang masih memiliki peminat stabil.
Namun untuk model-model lain, terutama mobil dengan kapasitas mesin besar atau harga di atas rata-rata, penjualannya sangat lambat karena konsumen kini lebih melirik mobil listrik sebagai opsi baru.
Mobil Bekas Harus Beradaptasi
Situasi ini menunjukkan bahwa pasar mobil bekas di Indonesia sedang memasuki fase transisi. Jika jalurnya sama seperti beberapa negara lain, populasi mobil listrik yang semakin meningkat akan membuat konsumen lebih tertarik pada teknologi baru. Pasar mobil bekas pun harus menyesuaikan diri, misalnya dengan memperbanyak unit hybrid atau menyediakan layanan inspeksi dan garansi yang lebih meyakinkan bagi pembeli.
Tantangannya, sebagian besar mobil listrik di Indonesia masih terbilang baru sehingga belum banyak unit bekas yang tersedia. Akibatnya, pasar mobil bekas harus menunggu beberapa tahun sebelum bisa ikut menikmati perputaran mobil listrik di segmen bekas.
Kesimpulan: Tahun Berat bagi Pedagang Mobil Bekas
Serbuan mobil listrik China, daya beli yang belum pulih, dan perubahan preferensi konsumen menjadi penyebab utama lesunya pasar mobil bekas. Para pedagang di WTC Mangga Dua menyebut kondisi ini sebagai salah satu yang paling sulit, bahkan beberapa menyebut situasinya seperti “nangis darah”.
Ke depan, pasar mobil bekas harus beradaptasi dengan perubahan lanskap otomotif. Meski tantangan besar, ruang untuk bangkit tetap ada, terutama jika para pedagang mampu membaca tren dan menyesuaikan strategi dengan kebutuhan konsumen masa kini.

Cek Juga Artikel Dari Platform musicpromote.online
