carimobilindonesia – Era kendaraan listrik memang tengah naik daun di Indonesia. Pemerintah gencar mendorong adopsinya demi mengurangi emisi dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Namun, di balik citra ramah lingkungan dan canggih, sejumlah pengguna mulai mengeluhkan realitas yang tak semulus ekspektasi, terutama soal mahalnya biaya servis saat kendaraan mengalami masalah.
Awalnya Antusias, Akhirnya Terkejut
Banyak orang membeli mobil listrik karena tergiur kepraktisan dan biaya operasional yang lebih murah. Tidak ada lagi biaya ganti oli, suara mesin lebih halus, dan kesan modern membuat banyak konsumen merasa telah membuat pilihan cerdas. Namun begitu mobil mengalami kerusakan ringan sekalipun, tagihan servis yang diterima justru membuat dahi berkerut.
Beberapa pemilik mengaku kaget saat harus mengganti baterai kecil atau komponen inverter, karena biayanya bisa menyamai setengah harga mobil konvensional bekas.
Suku Cadang Tak Mudah Ditemukan
Salah satu kendala utama adalah keterbatasan suku cadang. Karena sebagian besar mobil listrik di Indonesia masih impor, ketersediaan part masih bergantung pada negara asal. Alhasil, jika terjadi kerusakan, pemilik harus menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu hanya untuk mendapatkan satu komponen. Ini tentu menambah frustrasi pengguna yang sudah telanjur berharap pada kenyamanan berkendara yang lebih baik.
Tidak sedikit yang menyebut pengalaman ini cukup menyulitkan, apalagi jika mobil tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti antar jemput keluarga atau transportasi kerja.
Teknisi Terbatas, Biaya Tinggi
Berbeda dengan mobil konvensional yang teknisinya sudah tersebar di hampir setiap bengkel, mobil listrik masih butuh perawatan khusus oleh teknisi bersertifikat. Sayangnya, jumlah tenaga ahli yang memahami struktur dan sistem kelistrikan mobil ini masih sedikit. Imbasnya, harga jasa servis pun melonjak karena tingginya permintaan dan rendahnya ketersediaan.
Tak heran jika banyak yang akhirnya mengeluh, meski secara teknis mobil listrik memang punya komponen lebih sedikit, namun untuk beberapa jenis perbaikan justru lebih mahal.
Harapan akan Solusi yang Lebih Terjangkau
Meski keluhan muncul dari sejumlah pengguna, harapan untuk perbaikan tetap ada. Pemerintah dan pelaku industri otomotif diharapkan segera membangun ekosistem kendaraan listrik yang lebih matang, termasuk menyiapkan bengkel resmi, pelatihan teknisi lokal, hingga regulasi tentang jaminan servis dan harga suku cadang.
Dengan dukungan sistem yang tepat, kendaraan listrik seharusnya bisa menjadi pilihan nyaman sekaligus ekonomis dalam jangka panjang.
Pentingnya Edukasi Sebelum Membeli
Fenomena ini menjadi pelajaran bagi calon pembeli agar tidak hanya melihat mobil listrik dari sisi tren dan manfaat lingkungan, tapi juga memahami biaya jangka panjang yang mungkin timbul. Melakukan riset dan bertanya langsung ke pengguna lain bisa menjadi langkah awal yang bijak sebelum membeli.
Di tengah transformasi menuju era kendaraan masa depan, penting bagi masyarakat untuk tetap rasional dan terbuka. Apalagi kini kendaraan sudah menjadi bagian dari gaya hidup, seperti halnya tren traveling yang bisa kamu baca juga di jalanjalan-indonesia untuk referensi akhir pekan.